Musim Hujan, Waspadai Serangan Virus!
Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim panas selain menguntungkan juga sering mendatangkan kerugian. Kerugian yang timbul adalah ketika musim panas yang berkepanjangan akan terjadi kekeringan dan pada musim hujan akan terjadi banjir, tanah longsor serta merebaknya beberapa penyakit. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada musim hujan adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri, virus dan jamur. Dari ketiga penyabab ini, virus merupakan penyebab yang sering menimbulkan masalah yang besar, mulai dari kesakitan sampai kematian.
Virus adalah mikro organisme yang hidup disekitar kita yang tidak tampak oleh mata. Virus bersifat parasit dengan menginfeksi atau memanfaatkan sel organisme mahluk hidup lainnya seperti manusia, hewan, tanaman sebagai tempat untuk hidup dan berkembang biak karena virus tidak memiliki perlengkapan untuk bereproduksi. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada musim hujan yang disebabkan virus adalah:
Influenza atau yang biasa disebut flu adalah penyakit akut yang menyerang saluran pernafasan ditandai dengan timbulnya demam, Sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, nyeri otot, dan perasaan tidak enak secara umum. Pada musim hujan secara alamiah tubuh manusia akan melemah, karena sinar matahari yang tidak bersinar seperti biasanya, sehingga kebutuhan vitamin D secara alami tidak akan terpenuhi dan akan mempengaruhi kekebalan tubuh. Karena influenza ini saat mudah menyerang manusia maka apabila keadaan tubuh kita lemah influenza akan sangat mudah menginfeksi. Cara penularan influenza dapat melalui kontak langsung seperti berciuman, bersalaman, atau menggunakan benda-benda yang digunakan penderita tanpa dibersihkan terlebih dahulu dan melalui udara seperti saat bersin atau batuk. Untuk pencegahan hal utama yang harus dilakukan adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, melakukan aktifitas fisik atau berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan bila perlu konsumsilah suplemen atau vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Saat ini juga telah tersedia vaksin flu untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan influenza.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang diakibatkan virus dengue yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada saat musim hujan, biasanya akan menimbulkan genangan air, bahkan sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan wadah-wadah tertentu akan terisi air, inilah yang menjadi tempat indukan dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, semakin banyak populasi nyamuk aedes aegypti maka semakin tinggi risiko terjadinya penyakit DBD. Penularan penyakit DBD tidak terjadi secara langsung dari orang ke orang, tapi melalui gigitan naymuk aedes aegypti. Umumnya menyerang anak-anak namun juga dapat menyerang orang dewasa. DBD ditandai dengan timbulnya gejala seperti demam yang tinggi 2-7 hari, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit atau bintik-bintik merah, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia). Bahkan pada penderita yang parah akan terjadi pendarahan hebat, mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis, berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. DBD jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akan mengakibatkan kematian. Pencegahan yang efektif dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DBD adalah dengan memusnahkan vektor atau nyamuk penyebab DBD yaitu dengan cara pemberantasan sarang nyamuk, seperti yang telah kita kenal yaitu 3 M, menguras tempat penampungan air, menutup tempat yang mungkin menjadi tempat indukan dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Selain itu juga dapat dilakukan upaya pencegahan dengan melakukan fogging atau pengasapan, pemberian obat-obatan pembasmi larva, seperti abate dan pencegahan gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, atau obat-obat pembasmi nyamuk seperti anti nyamuk yang banyak beredar di pasaran.
Diare selain diakibatkan oleh bakteri seperti e. coli, vibrio cholera dan salmonella, diare juga dapat diakibatkan oleh virus. Virus yang menyebabkan diare biasanya adalah rotavirus yang biasa menyerang anak-anak 6 bulan ke atas melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi atau tercemar. Pada musim hujan keadaan lingkungan semakin buruk, sampah dan kotoran hewan bahkan kotoran manusia ikut terbawa aliran air hujan sehingga menyebabkan penyebaran virus ini semakin tinggi. Gejala diare akibat rotavirus biasanya dimulai dengan demam, diikuti tiga sampai delapan hari muntah atau buang air besar yang encer bahkan tanpa ampas. Infeksi dapat menyebabkan sakit perut bahkan akan mengalami muntah lebih banyak dari pada diare pada umumnya, sehingga penderita akan mengalami dehidrasi yang berat, bahkan akan menimbulkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah tentunya perilaku hidup bersih dan sehat adalah hal utama, menjaga kebersihan lingkungan, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, cucilah alat makan dan minum dengan bersih, konsumsilah makanan dan minuman yang telah di masak hingga matang. Jika telah mengalami diare maka pemberian oralit atau larutan gula dan garam adalah penanganan awal karena oralit mengandung larutan elektrolit sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang. Saat ini pemberian vaksin rotavirus juga dimungkinkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.
Indonesia sebagai negara tropis yang memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim panas selain menguntungkan juga sering mendatangkan kerugian. Kerugian yang timbul adalah ketika musim panas yang berkepanjangan akan terjadi kekeringan dan pada musim hujan akan terjadi banjir, tanah longsor serta merebaknya beberapa penyakit. Penyakit-penyakit yang sering terjadi pada musim hujan adalah penyakit menular yang disebabkan bakteri, virus dan jamur. Dari ketiga penyabab ini, virus merupakan penyebab yang sering menimbulkan masalah yang besar, mulai dari kesakitan sampai kematian.
Virus adalah mikro organisme yang hidup disekitar kita yang tidak tampak oleh mata. Virus bersifat parasit dengan menginfeksi atau memanfaatkan sel organisme mahluk hidup lainnya seperti manusia, hewan, tanaman sebagai tempat untuk hidup dan berkembang biak karena virus tidak memiliki perlengkapan untuk bereproduksi. Beberapa penyakit yang sering terjadi pada musim hujan yang disebabkan virus adalah:
Influenza atau yang biasa disebut flu adalah penyakit akut yang menyerang saluran pernafasan ditandai dengan timbulnya demam, Sakit kepala, sakit tenggorokan, batuk, nyeri otot, dan perasaan tidak enak secara umum. Pada musim hujan secara alamiah tubuh manusia akan melemah, karena sinar matahari yang tidak bersinar seperti biasanya, sehingga kebutuhan vitamin D secara alami tidak akan terpenuhi dan akan mempengaruhi kekebalan tubuh. Karena influenza ini saat mudah menyerang manusia maka apabila keadaan tubuh kita lemah influenza akan sangat mudah menginfeksi. Cara penularan influenza dapat melalui kontak langsung seperti berciuman, bersalaman, atau menggunakan benda-benda yang digunakan penderita tanpa dibersihkan terlebih dahulu dan melalui udara seperti saat bersin atau batuk. Untuk pencegahan hal utama yang harus dilakukan adalah menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan, melakukan aktifitas fisik atau berolahraga secara teratur, istirahat yang cukup dan bila perlu konsumsilah suplemen atau vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh. Saat ini juga telah tersedia vaksin flu untuk meningkatkan kekebalan tubuh terhadap serangan influenza.
Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang diakibatkan virus dengue yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Pada saat musim hujan, biasanya akan menimbulkan genangan air, bahkan sampah seperti kaleng bekas, ban bekas, dan wadah-wadah tertentu akan terisi air, inilah yang menjadi tempat indukan dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, semakin banyak populasi nyamuk aedes aegypti maka semakin tinggi risiko terjadinya penyakit DBD. Penularan penyakit DBD tidak terjadi secara langsung dari orang ke orang, tapi melalui gigitan naymuk aedes aegypti. Umumnya menyerang anak-anak namun juga dapat menyerang orang dewasa. DBD ditandai dengan timbulnya gejala seperti demam yang tinggi 2-7 hari, sakit kepala, nyeri di belakang mata, nyeri pada sendi dan tulang, mual dan muntah, serta munculnya ruam pada kulit atau bintik-bintik merah, penurunan jumlah sel darah putih (leukopenia) dan penurunan keping darah atau trombosit (trombositopenia). Bahkan pada penderita yang parah akan terjadi pendarahan hebat, mengalami penurunan suhu tubuh yang drastis, berkeringat, sulit tidur, dan mengalami penurunan tekanan darah. DBD jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat akan mengakibatkan kematian. Pencegahan yang efektif dapat dilakukan agar terhindar dari penyakit DBD adalah dengan memusnahkan vektor atau nyamuk penyebab DBD yaitu dengan cara pemberantasan sarang nyamuk, seperti yang telah kita kenal yaitu 3 M, menguras tempat penampungan air, menutup tempat yang mungkin menjadi tempat indukan dan perkembangbiakan nyamuk aedes aegypti, mengubur barang-barang bekas yang bisa menampung air. Selain itu juga dapat dilakukan upaya pencegahan dengan melakukan fogging atau pengasapan, pemberian obat-obatan pembasmi larva, seperti abate dan pencegahan gigitan nyamuk dengan menggunakan kelambu, atau obat-obat pembasmi nyamuk seperti anti nyamuk yang banyak beredar di pasaran.
Diare selain diakibatkan oleh bakteri seperti e. coli, vibrio cholera dan salmonella, diare juga dapat diakibatkan oleh virus. Virus yang menyebabkan diare biasanya adalah rotavirus yang biasa menyerang anak-anak 6 bulan ke atas melalui makanan dan minuman yang terkontaminasi atau tercemar. Pada musim hujan keadaan lingkungan semakin buruk, sampah dan kotoran hewan bahkan kotoran manusia ikut terbawa aliran air hujan sehingga menyebabkan penyebaran virus ini semakin tinggi. Gejala diare akibat rotavirus biasanya dimulai dengan demam, diikuti tiga sampai delapan hari muntah atau buang air besar yang encer bahkan tanpa ampas. Infeksi dapat menyebabkan sakit perut bahkan akan mengalami muntah lebih banyak dari pada diare pada umumnya, sehingga penderita akan mengalami dehidrasi yang berat, bahkan akan menimbulkan kematian jika tidak mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat. Pencegahan yang dapat dilakukan adalah tentunya perilaku hidup bersih dan sehat adalah hal utama, menjaga kebersihan lingkungan, cuci tangan dengan sabun sebelum makan, cucilah alat makan dan minum dengan bersih, konsumsilah makanan dan minuman yang telah di masak hingga matang. Jika telah mengalami diare maka pemberian oralit atau larutan gula dan garam adalah penanganan awal karena oralit mengandung larutan elektrolit sebagai pengganti cairan tubuh yang hilang. Saat ini pemberian vaksin rotavirus juga dimungkinkan untuk meningkatkan kekebalan tubuh.